Minuman Kekinian, Gaya Hidup Baru atau Tren Semata?

       Menjamurnya minuman kekinian di kalangan anak muda seakan menjadi tren baru di kehidupan zaman sekarang. Dari kopi hingga cheese tea, semua seakan menjadi hobi baru bagi mereka. Sebut saja Kopi Janji Jiwa, Kopi Lain Hati, Kopi Kenangan dan Kopi Soe. Kopi Janji Jiwa sendiri sudah memiliki kurang lebih 500 gerai yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dll. Bahkan di Semarang dalam tempo 2 minggu terakhir (27 September 2019 sampai 11 Oktober 2019) Kopi Janji Jiwa membuka 3 cabang terbaru mereka. Cabang yang pertama di Transmart Majapahit Semarang, cabang yang kedua di dekat stasiun Semarang Poncol dan yang terakhir di Kota Lama Semarang. Kopi Lain Hati dan Kopi Soe juga membuka cabang terbaru mereka di Semarang pada bulan Oktober ini, sedangkan Kopi Kenangan masih betah dengan status mereka ‘coming soon’. 


       Tak kalah dengan kopi, cheese tea pun menjadi tren akhir-akhir ini. Seperti contoh Gulu Gulu yang baru saja membuka cabang terbarunya di Semarang pada 6 Oktober lalu. Gulu Gulu hadir meramaikan ingar bingar minuman kekinian yang sedang viral. Hadir sebagai ‘pelengkap’ di tengah maraknya kopi kekinian lain, Gulu Gulu memang mempunyai daya tarik tersendiri. Bisa dibilang di sinilah salah satu ‘tempat terlengkap’ jika ingin mencoba minuman kekinian, karena menu Gulu Gulu pun beragam mulai dari kopi, non kopi hingga cheese tea dengan toping kekinian pula yaitu boba. Onezo, sebuah merek minuman kekinian lainnya pun akan segera membuka cabang terbaru mereka di Semarang. Seakan tak mau kalah, merek minuman kekinian yang sudah cukup lama berdiri di Indonesia yaitu Chatime juga akan membuka cabang terbaru mereka di Semarang. 

       Bisnis minuman kekinian pun cukup menjanjikan jika dilihat dari semakin banyaknya cabang terbaru dari beberapa merek minuman kekinian di atas. Namun seiring perkembangan zaman tentu akan ada minuman kekinian lainnya yang baru. Berbagai pertanyaan perihal berapa lama tren minuman kekinian ini akan bertahan pun bermunculan. Apakah minuman kekinian sudah menjadi gaya hidup baru generasi milenial atau hanya sebuah tren? Apakah bisnis ini akan terus menjamur atau akan tenggelam oleh perkembangan zaman? Apakah generasi selanjutnya akan tetap menyukai minuman kekinian yang ada saat ini? 

       Mungkin untuk saat ini memang bisnis minuman kekinian seperti ini cukup menjanjikan, namun belum tentu akan bertahan lama. Tentu semua ada masanya tersendiri, kita tidak tahu akan seperti apa nasib minuman kekinian ini di masa yang akan datang. Seperti contoh cappuccino cincau yang beberapa tahun terakhir digandrungi anak muda karena harganya yang bersahabat dan porsinya yang cukup banyak. Ada juga es kepal milo yang seolah-olah ketenarannya lenyap ditelan bumi. Bisa dikatakan saat ini adalah masa keemasan bagi beberapa merek minuman kekinian di atas. Tidak menutup kemungkinan minuman kekinian saat ini akan bernasib sama seperti para pendahulunya yang pernah merasakan tingkat kejayaannya. 

       Dibalik semua itu ada satu hal yang harus digaris bawahi yaitu tingkat kesuksesan sebuah bisnis tidak hanya dilihat dari semakin banyaknya cabang bisnis tersebut tumbuh. Ada satu hal yang tidak kalah penting yaitu bagaimana cara agar bisnis tersebut tetap konsisten dan tidak ‘hilang’ di tengah jalan. Pada dasarnya mempertahankan itu lebih sulit daripada memulai. Banyak orang yang bisa memulai bisnis mereka, namun tak sedikit dari mereka yang bisnisnya ‘redup’ karena kalah bersaing dengan yang lain. Tentu semakin lama semakin banyak saingan bisnis minuman kekinian. Para pelaku bisnis minuman kekinian harus mempunyai strategi dalam menghadapi persaingan yang ada di depan mata. Strategi tersebut diperlukan guna mempertahankan eksistensi bisnis mereka yang telah dibangun selama ini. 

       Salah satu cara untuk mengantisipasi hilangnya pelanggan setia seiring perkembangan zaman adalah dengan melakukan inovasi terhadap produk mereka. Apalagi jika melihat fakta di lapangan bahwa generasi milenial adalalah generasi yang cepat merasa bosan. Para pelaku bisnis minuman kekinian pun dituntut untuk menghadirkan sesuatu yang baru di dalam bisnisnya. Jika ada sesuatu yang baru dihadirkan oleh mereka otomatis daya tarik konsumen akan stabil atau bahkan naik. Bisa diibaratkan jika kita memiliki sesuatu yang baru, maka sesuatu yang lama akan kita tinggalkan. Begitu juga dengan inovasi minuman kekinian yang mempunyai dampak tersendiri. Jika para pelaku bisnis minuman kekinian menghadirkan sesuatu yang baru di bisnis mereka, secara logika akan ada sesuatu yang mereka hilangkan dari produk mereka. Misalkan jika mereka mengeluarkan menu baru dan hal tersebut disukai anak muda, bukan tidak mungkin menu lama mereka akan dihilangkan atau tergantikan dengan menu baru. Melihat perumpamaan diatas bisa dikatakan bahwa bisnis seperti ini akan terus mengikuti perkembangan zaman agar bisa tetap eksis. 

       Maraknya berbagai merek minuman kekinian juga disebabkan oleh gaya hidup anak muda saat ini. Gaya hidup yang cenderung mengikuti perkembangan zaman lah yang membuat mereka terbawa arus, sehingga berlomba-lomba membeli minuman kekinian. Entah sebuah tren atau sudah menjadi gaya hidup baru, satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah jika kita membuka bisnis yang sasarannya adalah anak muda, bisa jadi bisnis itu akan berkembang semakin besar suatu saat jika bisnis itu juga mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Seperti contoh Kopi Janji Jiwa pada pertengahan 2018 baru memiliki puluhan gerai dan pada Oktober 2018 ini mereka sudah mempunyai sekitar 500 cabang yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan gerai Kopi Janji Jiwa ini juga merupakan bukti bisnis seperti ini cukup menjanjikan untuk digeluti. 

      Jika berbicara tentang anak muda tentu pembicaraan tersebut tidak lepas dari sebuah rasa ‘gengsi’. Sebuah rasa ‘gengsi’ juga turut ambil bagian dalam maraknya minuman kekinian saat ini. Apalagi saat ini banyak anak muda yang mengikuti gengsinya semata demi kepuasan pribadi. Membeli minuman kekinian di mall tentu berbeda feelnya dengan membeli minuman di pinggir jalan. Ada rasa gengsi jika membeli minuman di pinggir jalan. Mungkin sebagian besar anak muda membeli minuman kekinian hanya sekedar ingin lebih ‘terlihat’ di kehidupannya. Walau ada pula anak muda yang membeli minuman kekinian karena memang ia sangat menyukai minuman tersebut, namun dibalik itu pasti terdapat rasa gengsi juga. Bisa dibilang rasa gengsi kita lah yang membuat bisnis mereka berkembang pesat. Mereka mendapat keuntungan yang berlipat ganda karena gengsi kita. Mereka berhasil membuka cabang terbaru dan membangun kemitraan yang sangat luas juga karena ‘gengsi’ kita. Sadarkah bahwa gengsi kita telah memaksa kita untuk ‘membayar’ gengsi dengan cara membeli produk mereka? Sadarkah bahwa gengsi kita adalah uang bagi mereka? Sadarkah bahwa gengsi kita membuat bisnis mereka berkembang pesat?

Komentar

Postingan lainnya

Dibalik Layar Kehidupan

Perkenalan